Sebagai salah satu tanaman hortikultura yang populer dibudidayakan, keberhasilan panen tanaman tomat ditentukan oleh pemberian nutrisi. Pembudidaya harus memahami kebutuhan nutrisi untuk tomat pada setiap fasenya.
Pada fase vegetatif, tomat yang termasuk tanaman golongan Solanaceae membutuhkan unsur Nitrogen yang lebih tinggi dari unsur lainnya. Nitrogen (N) berfungsi sebagai komponen enzim serta protein yang berperan dalam metabolisme tanaman. Dengan tercukupinya unsur hara esensial ini, maka kita dapat mengoptimalkan tinggi tanaman.
Sementara pada fase generatif, tanaman tomat membutuhkan unsur hara Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Boron (B) lebih banyak dari unsur hara lainnya. Tanaman tomat membutuhkan K untuk meningkatkan proses penyerapan hara oleh akar tanaman dan menghasilkan lebih banyak fotosintat ke buah. Sehingga, bobot buah meningkat.
Ca memiliki peranan penting dalam menjaga kualitas buah, menjaga keutuhan sel, dan pertumbuhan buah. Jika kebutuhan nutrisi Ca tercukupi, maka jumlah buah yang mengalami blossom end-rot atau BER (busuk pantat buah) akan lebih sedikit dari jumlah buah normal. BER sendiri kelainan fisiologis pada tanaman tomat akibat kekurangan Ca saat pembentukan buah.
Kepala Agronomis PT Meroke Tetap Jaya, Ermain, mengatakan pemberian nutrisi harus dilakukan dengan tepat dan berimbang. Untuk kebutuhan nutrisi ini, PT Meroke Tetap sebagai perusahaan pupuk nasional sudah membuat rekomendasi pemupukan tomat pada setiap fase.
"Pada fase vegetatif, tanaman tomat dapat diberikan NPK Mutiara SPRINTER 20-10-10 yang memiliki kandungan N lebih tinggi dan dikombinasikan dengan pupuk Kalsium, yaitu pupuk KARATE PLUS BORONI," jelas Ermain.
Lanjut Ermain, penggunaan NPK Mutiara SPRINTER 20-10-10 adalah pupuk pilihan yang tepat pada fase vegetatif. Kandungan Nitrat-Nitrogen dan Amonium-Nitrogen akan memberikan respon pertumbuhan tanaman lebih cepat untuk hasil panen lebih banyak.
Dan, pemenuhan Ca didapatkan dari KARATE PLUS BORONI yang juga mengandung unsur hara B. Kandungan unsur hara tersebut berperan penting untuk pertumbuhan baru ujung-ujung akar dan titik tumbuh tanaman pada fase vegetatif.
"Setelah melewati fase vegetatif, pembudidaya bisa memberikan NPK Mutiara GROWER dan KARATE PLUS BORONI. Kombinasi ini akan menghasilkan tanaman tomat yang berkualitas dan meminimalisir BER," tambahnya.
Menurut penelitian Syahren (2012), aplikasi pupuk Ca dapat mengurangi timbulnya BER. Umumnya, buah yang terserang BER tidak dapat tumbuh mencapai ukuran buah yang dipasarkan. BER adalah penyebab kerugian petani hingga 50 persen (Miller, 2014).
Sehingga, pemberian KARATE PLUS BORONI pada tanaman tomat saat fase generatif, lanjut Ermain, berperan sebagai bahan penguat dinding sel serta perekat antara dinding-dinding sel dalam jaringan tanaman. Dengan dinding sel yang lebih kuat dan sehat, maka hasil panen tanaman tomat memiliki daya simpan lebih panjang, tidak mudah busuk, dan mengurangi penyusutan setelah panen.
KARATE PLUS BORONI sendiri tidak hanya mengandung Ca dan B, pupuk ini juga mengandung N dalam bentuk Nitrate (N-NO3) yang akan memberikan jumlah hasil panen lebih tinggi. Penggunaan KARATE PLUS BORONI bersama NPK Mutiara GROWER akan menghasilkan perkembangan tanaman tomat pada fase generatif lebih optimal.
Sebab, kandungan K yang tinggi pada NPK Mutiara GROWER meningkatkan toleransi tanaman terhadap stres kekeringan atau dingin serta serangan hama dan penyakit. Serta, meningkatkan kualitas hasil produksi baik warna, rasa, dan daya simpannya.
SAVE MY NAME, EMAIL, AND WEBSITE IN THIS BROWSER FOR THE NEXT TIME I COMMENT