Dalam dekade terakhir semarak berkebun anggur sangat menggeliat di tanah air. Varietas anggur introduksi dari manca negara yang berjumlah ratusan varian mulai dibudidayakan oleh masyarakat baik untuk sekedar hobi maupun dalam bentuk perkebunan yang intensif. Varietas anggur secara sederhana dibagi menjadi 3 jenis yakni, wine grape (anggur minuman), kismis grape (anggur kismis) dan table grape (anggur meja). Yang paling popular banyak dikembangkan adalah jenis table grape atau buah anggur meja, yang dimakan sebagai buah segar. Varietas tersebut diantaranya Transfiguration, Akademik, Ninel, Everest, Tamaki, Jupiter dan lain-lain.
Adalah Daffa Bagaskara, salah satu petani anggur mileneal dari Bandung yang giat berkebun anggur secara intensif, meskipun background pendidikannya kurang nyambung dengan bidang pertanian. Menurut Daffa, prospek agribisnis anggur ini masih sangat lebar mengingat hampir 100 persen buah anggur segar untuk konsumsi masih mengandalkan dari impor. Dengan demikian ceruk pasarnya masih sangat besar sehingga potensial untuk dikembangkan.
Di lahan seluas 9.000 m persegi dengan sistem greenhouse sekitar 300 jenis anggur dibudidayakan di kebun anggur milik Daffa, yang diberi nama Kebun Anggur Firizco. Kebun ini dibuat dengan tujuan sebagai agro eduwisata, selain bisa berwisata pengunjung juga bisa mendapatkan banyak pengetahuan tentang anggur langsung di kebunnya. Daffa menjelaskan, untuk buah anggur yang dipanen tidak dijual ke pasar, melainkan dijual kepada pengunjung yang datang dengan harga Rp 150 ribu per kilogram. Selain hasil panen berupa buah anggur segar yang dijual, kebun anggur Firizco juga menyediakan bibit anggur berbagai varietas, bahkan model tanaman buah dalam pot (Tabulampot) anggur juga tersedia. Sehingga hal ini juga memudahkan bagi masyarakat yang ingin mendalami berkebun anggur.
Perawatan yang dilakukan untuk budidaya anggur ini cukup intensif sehingga bisa menghasilkan hasil panen yang memuaskan. Pemupukan dilakukan tiap minggu melalui sistem kocor, jenis dan dosis yang digunakan disesuaikan fase pertumbuhan anggur yang ditanam. Pohon anggur dapat dibuahkan pada saat memasuki umur 1 tahun. Aneka bentuk pelatihan baik kepada kalangan akademisi, dan instansi untuk pembekalan masa pensiun.
Tantangan dan kendala utama yang ditemui Daffa adalah kondisi cuaca dan geografis area kebun yang mana terletak di ketinggian 1.000 m dpl, sehingga rawan kemungkinan terjadinya serangan penyakit terutama jamur. Dan juga pengaturan pola pembungaan banyak dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang masuk ke kebun. Namun, seiring dengan berjalannya waktu semakin membuat Daffa dapat menemukan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang tepat di kebunnya sehingga faktor gangguan alam dapat diminimalkan.
Di Semarang, Jawa Tengah juga terdapat kebun anggur yang cukup luas yakni Kebun Anggur Yangkung Agro Secino. Mbah Marno dibantu sang keponakan Adhy Abdillah tekun mengebunkan berbagai varietas anggur introduksi di lahan yang terletak di kecamatan Gunungpati. Eduwisata dan petik buah sendiri jadi andalan untuk menarik masyarakat berkunjung ke kebun ini.
Tanaman anggur meskipun berasal dari daerah SubTropis, namun dengan perawatan yang intensif dan tepat dapat dikebunkan dengan baik di tanah air, bahkan dapat mendatangkan cuan yang tidak sedikit. Ceruk pasar yang lebar masih menanti para pekebun di tanah air untuk membudidayakan tanaman anggur ini.
SAVE MY NAME, EMAIL, AND WEBSITE IN THIS BROWSER FOR THE NEXT TIME I COMMENT